Ratusan Babi Mati, Waspada ASF di Lembata Terdapat Dua Sampel Positif

Ratusan Babi Mati, Waspada ASF di Lembata Terdapat Dua Sampel Positif

Manjiw.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Lembata, NTT, telah mengkonfirmasi bahwa dua sampel babi di wilayah tersebut positif terinfeksi virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika.

Hasil ini diperoleh setelah mengirimkan sampel darah dan organ babi ke Laboratorium Veteriner Denpasar, Bali.

Baca Juga: Inilah Langkah Pertama dalam Menentukan Hasil Akhir Asesmen Sumatif yang Wajib Anda Tahu

Penemuan Kasus ASF di Lembata

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lembata, Theresia Making, mengeluarkan larangan pengiriman babi antar wilayah serta peredaran bebas daging babi guna mencegah penyebaran virus ASF.

Hingga kini, jumlah kematian babi di Lembata sudah cukup tinggi, dengan 239 ekor babi mati sejak Mei 2024, dan dua di antaranya terkonfirmasi positif ASF.

Kasus kematian babi terbanyak terjadi di Kota Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, yang juga merupakan Ibu Kota Kabupaten Lembata.

Baca Juga: Wanita Jepang Ungkap Fakta Skandal Haechan NCT

Langkah Pencegahan Penularan ASF

Untuk mencegah penularan lebih lanjut, pemerintah daerah melarang lalu lintas pengiriman ternak babi antar kecamatan dan desa.

Theresia menyatakan, “Larangan ini bukan hanya berlaku bagi ternak babi yang masih hidup tetapi juga produk olahan dengan bahan dasar daging babi.”

Langkah ini diambil karena sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin yang bisa mengatasi virus ASF.

Baca Juga: Sandra Dewi Trending di X Masih Jadi Saksi atau Tersangka?

Edukasi dan Sosialisasi

Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan mobil pengumuman dari Dinas Kominfo Kabupaten Lembata yang berkeliling dari desa ke desa.

Pemerintah juga melarang warga untuk memotong babi yang sudah sakit atau mati serta menjual atau membagikan dagingnya.

Baca Juga: MPL Season 13 Jadi Salah Satu Musim Terberat bagi RRQ

Pentingnya Biosekuriti

Gregorius Dengakae, Petugas Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Lembata, menekankan pentingnya biosekuriti kandang dan disinfeksi untuk warga yang beternak babi.

Dia juga mengingatkan pentingnya menjaga higienitas pakan ternak, memastikan bahwa pakan tersebut sehat dan bebas dari virus ASF.

“Ternak babi yang sudah mati sebaiknya dikubur secara mandiri,” tambah Gregorius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *